Beasiswa LPDP merupakan beasiswa yang sangat komplit. Di samping memberikan berbagai macam pendanaan yang membuat awardee-nya mendadak tajir terbantu, beasiswa yang satu ini juga memberikan pelatihan bahasa Inggris gratisan bagi beberapa penerimanya. Pelatihan ini lazim disebut PB atau Pengayaan Bahasa.
Nah, di sini, saya akan elaborasi segala sesuatu yang berkaitan dengan PB ini. Tentunya, semuanya berdasarkan pengalaman saya pribadi.
1. Apa itu Pengayaan Bahasa?
Pengayaan Bahasa atau PB merupakan program pelatihan bahasa Inggris yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris para awardee yang masih terkendala oleh kemampuan bahasa Inggris untuk diterima di universitas. Jenis pelatihannya spesifik: Pelatihan IELTS untuk yang bertujuan universitas luar negeri dan TOEFL ITP untuk yang bertujuan dalam negeri.

Tidak semua awardee berhak mendapatkan pelatihan bahasa ini. Hanya awardee yang barasal dari jalur Beasiswa Afirmasi lah yang berhak mendapatkan PB ini. Di antaranya adalah awardee Beasiswa Alumni Bidikmisi seperti saya, Beasiswa Indonesia Timur, dan Beasiswa Santri (masih ada banyak lagi). Namun, para awardee beasiswa jenis tersebut juga tidak berhak mengikuti PB jika mereka telah mendapatkan unconditional LoA dari kampus tujuan.
Durasi PB bervariasi mulai dari tiga sampai enam bulan sesuai kebutuhan. Ketentuannya diambil dari level kemampuan awal bahasa Inggris awardee yang tercantum di dalam sertifikat bahasa Inggris yang di-submit ketika pendaftaran beasiswa. Durasi PB ini dapat diperpanjang sampai setahun.
Karena LPDP bekerja sama dengan Dikti, PB dilaksanakan di PTN, bukan lembaga kursus. Lembaga bahasa dari masing-masing PTN yang bekerja sama dengan LPDP seperti ITB, UNY, dan UI akan mengadakan kelas sesuai dengan kebutuhan entah itu IELTS ataupun TOEFL. Remember that tempat pelaksanaan PB ditentukan sepenuhnya oleh pihak LPDP. Kita tidak bisa memilih sesuai kehendak kita sendiri.
Apakah PB ini wajib? Tidak. Kalau butuh, silakan ambil. Kalau tidak, no problem. Yang jelas, PB ini 100% gratis; bahkan kita digaji diberi uang bulanan dan tiket pulang-pergi.
Oh iya. Saya mendapatkan program IELTS (karena bertujuan ke luar negeri) di Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Prosedur untuk Mengikuti PB

Setelah dinyatakan menjadi awardee Beasiswa LPDP, kita akan diberi berbagai macam informasi oleh LPDP, termasuk mengenai PB ini melalui SMS dan email. Calon peserta PB nanti akan mendapatkan email dan SMS untuk mengisi kesediaan untuk mengikuti PB. Setelah itu, kita tinggal menunggu kabar mengenai waktu dan tempat pelaksanaan PB kita. Segeralah pesan tiket pesawat / kereta / mode transportasi lain untuk keberangkatan ke tempat PB.
P. S. : Kita bisa memesan tiket pesawat (hanya pesawat) lewat koperasi LPDP. Jika ingin memilih maskapai sendiri atau jika ingin menggunakan mode transportasi selain pesawat, kita bisa memesan tiket sendiri terlebih dahulu. Lalu, uangnya akan diganti oleh LPDP. It’s called reimbursement.
Perlu diketahui, waktu pelaksanaan PB ini tidak menentu. Kita bisa saja mendapatkan PB pada waktu yang mepet dengan studi kita. In worst case, kita bisa saja terpaksa harus mengundur masa studi karena jadwal PB yang mundur. Jika masih ingin mengandalkan PB dan waktu studi mendesak, segera hubungi pihak LPDP untuk negosiasi mengenai waktu PB ini.
3. Kedatangan di Tempat PB

Hal pertama yang dilakukan adalah proses pembukaan. Setiap peserta PB wajib hadir dalam pembukaan ini. Pastikan kita datang H-1 sebelum pembukaan PB dilaksanakan.
Setelah pembukaan, kita diharuskan untuk memilih ketua kelas sebagai perwakilan kelas untuk LPDP. Ketua kelas inilah nanti yang akan bertanggung jawab dalam berbagai hal seperti pengajuan pencairan dana bulanan, reimbusement tes IELTS, sampai perantara komplain dari peserta PB kepada penyelenggara PB. Kita juga akan dimintai rekening tabungan untuk penyaluran berbagai dana yang akan kita terima. Biasanya, rekening bank yang diminta adalah BRI atau BNI Syariah (jelas bank pemerintah) dan rekening bank ini biasanya sudah dibuat dan diterima ketika program Persiapan Keberangkatan (PK).
Oh iya. Perlu diketahui bahwa LPDP tidak menyediakan tempat tinggal selama di tempat PB. Jadi, kita diharuskan untuk mencari kos / tempat menginap sendiri selama PB. Lebih bagus lagi jika kita sudah mem-book tempat tinggal sebelum tiba di tujuan. Selain itu, uang bulanan LPDP baru akan cair setelah H+10 pembukaan PB. Jadi, persiapkan sedikit uang untuk modal survive selama uang bulanan tersbeut belum cair.
4. Hal yang Dilakukan selama PB

Setelah melaksanakan pembukaan, kita akan diberi jadwal pelajaran selama sekian bulan ke depan. Mata pelajarannya sudah pasti akan menyangkut TOEFL atau IELTS sesuai kebutuhan. Masing-masing mata pelajaran tersebut akan diampu oleh dosen atau instruktur bahasa Inggris dari masing-masing universitas. Akan ada juga IELTS / TOEFL practice tests mingguan untuk bahan evaluasi.
Selama PB, kegiatannya mirip seperti kursus bahasa Inggris – tiada hari tanpa belajar bahasa Inggris. Terkadang, penyelanggara PB juga melaksanakan coaching clinic rutin, yaitu konsultasi one-by-one bersama tutor. PB ini juga akan dibumbui dengan dinamika pencairan dana bulanan, haha.
Oh iya. Sebelum memulai PB, kita akan melaksanakan pretest sebagai tes kemampuan awal dan setelah PB berakhir, akan ada post test sebagai “Ujian akhir” dari PB. Terakhir, jika ada pembukaan, akan ada penutupan tentunya.
P. S. : Setelah selesai melaksanakan PB, kita dapat melaksanakan tes IELTS dan uangnya akan diganti oleh LPDP. Siapkan juga dana awal untuk tes ini karena harga tes IELTS sangat mahal (sekitar 2,9 juta rupiah!). Namun, bagi yang ingin segera berangkat studi, kita bisa mengikuti tes IELTS sebelum post test dan meninggalkan PB duluan.
5. Sisipan : Perkenalan Singkat
Tidak afdol rasanya jika saya tidak memperkenalkan classmates saya selama PB kemarin. They are such amazing people.
Here we go!

Saya perkenalkan satu-satu, ya, mulai dari kiri atas sampai kanan atas, lalu lanjut kiri bawah sampai kanan bawah.
1. Indra Herdiana (Myself)
Asal Daerah : Banjar, Jawa Barat
Asal Universitas : Universitas Padjadjaran
Universitas Tujuan : The University of Manchester, UK
Jurusan : Pure Mathematics and Mathematical Logic
No need to explain myself, haha.
2. Ireno Mega Putera Demangngewa
Asal Daerah : Polewali Mandar, Sulawesi Barat (tapi selalu ngaku-ngaku orang Jakarta)
Asal Universitas : Universitas Hasannudin
Universitas Tujuan : University College London, UK
Jurusan : Medicinal Natural Products and Phytochemistry
Ini dia ketua kelas kita yang selalu tak lelah memperjuangkan pundi-pundi pemasukan kita selama PB. Dia ini orangnya selalu pede dan aktif berpartisipasi di kelas meskipun kadang berkata-kata ‘pedas’, haha. Namun, dibalik itu semua, dia merupakan orang yang sangat rajin dan bahakn sudha membabat ratusan soal IELTS.
3. Mumtaz Luthfi
Asal Daerah : Banda Aceh, Aceh
Asal Universitas : Universitas Syiah Kuala
Universitas Tujuan : Georgia Institute of Technology, USA
Jurusan : Civil and Environmental Engineering
Pria dari ujung barat Indonesia ini merupakan anomali sebetulnya; dia butuh TOEFL IBT, tetapi ‘nyasar’ ke kelas IELTS, haha. Tapi, jangan salah. Suatu kehormatan bagi seluruh peserta PB jika ada yang mengalahkan dia dalam sesi listening dan reading. Selain itu, he is like a walking dictionary – selalu mengetahui vocabulary aneh tingkat tinggi yang jarang diketahui orang. Ketika kecil, Mas Mumtaz sempat mengalami secara langsung bencana alam dahsyat bernama tsunami Aceh 2004.
4. Rifki Sanahdi
Asal Daerah : Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
Asal Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Universitas Tujuan : University of Queensland, Australia
Jurusan : Development Practice
Nah, ini dia si first leaver. Mas Rifki ini merupakan orang pertama yang mendapatkan skor IELTS yang diinginkan sekaligus orang pertama yang berangkat ke negara tujuan dan pamer foto di grup kelas. Karena latar belakangnya ilmu politik, orang ini selalu seru jika diajak ngobrol mengenai perpolitikan Indonesia; apalagi waktu itu, sedang hangat-hangatnya pilpres.
5. Dwi Wahyudi
Asal Daerah : Lampung
Asal Universitas : Universitas Lampung
Universitas Tujuan : Monash University, Australia
Jurusan : Education in Digital Learning
Akhirnya datang juga ke the only married man in the class. Mas Dwi ini merupakan pengantin baru dan bahkan PB pun ditemani sang istri tercinta. Dia sellau duku di barisan sebelah kiri tempat berkumpulnya orang-ornag tempramen di kelas. Akhirnya? Kedamaian tidak pernah ada di barsian kursi tersebut, haha. Oh iya, ketika awal-awal PB, Mas Dwi ini sellau jadi bulan-bulanan semua orang ketika sesi listening (if you know what I mean).
6. Rifqi Bachtiar
Asal Daerah : Banyuwangi, Jawa Timur
Asal Universitas : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Universitas Tujuan : Monash University, Australia
Jurusan : TESOL
Nah inilah the second Rifk/qi. Jika yang tadi asalnya dari pulau Sumbawa, yang ini asalnay dari ujung timur pulau Jawa, dekat dengan Bali. Yang hebat dari dia ini adalah kemampuannya dalam menguasai berbagai bahasa: Indonesia, Inggris, Arab, Osing (bahasa suku Osing di Banyuwangi), serta Jawa (Jawa Timur-an). Mas ini juga merupakan bapak guru, lho.
7. Afid Nurkholis
Asal Daerah : Yogyakarta
Asal Universitas : Universitas Gadjah Mada
Universitas Tujuan : Technical University of Munich, Germany
Jurusan : Environmental Engineering
Sampai juga akhirnya kepada ‘sang pribumi’. Putra asli Yogyakarta ini merupakan salah satu yang paling pendiam di kelas dan mempunyai ciri khas yang unik selama sesi speaking (everybody likes it). Berkat kepribumiannya ini, Mas Afid menjadi tour guide setia kita untuk melancong di seantero Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat mulai dari lereng gunung Merapi sampai pantai selatan.
8. Kevin Efrain Tololiu
Asal Daerah : Boalemo, Gorontalo
Asal Universitas : Universitas Negeri Gorontalo
Universitas Tujuan : Queensland University of Technology, Australia
Jurusan : Nursing (Health Professional Education)
Dia ini calon room mate saya yang gagal dan akhirnya malah jadi temen sekosan saja, haha. Pria keturunan Manado asal Gorontalo ini merupakan male student yang terlihat paling innocent dan tidak pernah marah di antara yang lain (aslinya sih tidak ada yang tahu). However, dia sebenarnya beneran terlalu baik sampai-samapi sepertinya, belum pernah marah ataupun membenci orang lain seumur hidupnya.
9. Diah Aghsari
Asal Daerah : Sorong, Papua Barat
Asal Universitas : STAIN Sorong
Universitas Tujuan : The University of Adelaide, Australia
Jurusan : Applied Innovation and Entrepreneurship
Walaupun berasal dari Papua, wanita yang satu in sebetulnya berdarah Bugis Bone. Semangat dan progress belajarnya patut diacungi jempol karena dapat meng-improve diri sebegitu tajam walaupun baru kenal dengan IELTS ketika pretest. Satu hal yang pasti, ketika disuruh perkenalan dalam bahasa Inggris, semua ornag pasti agak berpikri keras untuk menerjemahkan alma mater Mbak Diah ini; how to translate “Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri”to English? it’s still chalenging, haha.
10. Nurliyanti
Asal Daerah : Parepare, Sulawesi Selatan
Asal Universitas : Universitas Hasannudin
Universitas Tujuan : University of Sydney, Australia
Jurusan : Primary Health Care Nursing
Nah, Mbak ini salah satu “Mantan pejabat tinggi” di PK LPDP dan salah satu yang paling asyik untuk diajak mengobrol. Yang membuat mind-blowing adalah kenyataan bahwa Mbak Nurlin bekerja di universitas alma mater saya, Unpad. Hasilnya, topik mengenai “Bandung” wajib hukumnya ketika ngobrol bareng. Oh iya, Mbak ini memiliki requirement IELTS yang paling ‘scary’ di antara kita semua – minimal band 7 dengan each band juga minimal 7. Luar biasa!
11. Rahmah S. Hadati
Asal Daerah : Palu, Sulawesi Tengah
Asal Universitas : Poltekkes Kemenkes Palu
Universitas Tujuan : Monash University, Australia
Jurusan : Advanced Clinical Midwifery Practice
Masih ingat kejadian gempa Palu dan Donggala 2018 silam? Nah, Mbak Rahma ini merupakan salah satu saksi hidup dari tragedi tersebut. Ibu bidan ini sering menceritakan betapa mencekamnya suasana waktu itu mulai dari gempa, tsunami, likuifaksi, hingga susahnya mencari air minum setelah bencana berlangsung. Oh iya, selain bekerja sebagai bidan, Mbak ini juga mempunyai pekerjaan sampingan sebagai calo kos-kosan. Berkat jasnaya, sebagian besar anak PB berhasil emdnapatkan tempat bernaung sebelum terlantar di Yogyakarta.
12. Novia Sari
Asal Daerah : Suliki, Lima Puluh Kota, Sumatra Barat
Asal Universitas : UIN Imam Bonjol
Universitas Tujuan : University of Exeter, UK
Jurusan : Behavioral Economic and Finance
Nah ini nih urang awak asli yang sellau bangga dengan darah Minangnya. Sama halnya seperti Mbak Nurlin, Mbak Sari ini merupakan orang yang sangat terlibat dalam pelaksanaan PK LPDP. Alhasil, mereka berdua menjadi sumber berita berbagai macam drama dari segala batch PK, haha. Satu hal yang tak kalah mind-blowing adalah porsi makan Mbak Sari yang ternyata snagat banyak bahkan lebih banyak dari saya yang laki-laki, haha.
13. Nur Deby Putri Maulidya
Asal Daerah : Malang, Jawa Timur
Asal Universitas : Universitas Negeri Malang
Universitas Tujuan : King’s College London, UK
Jurusan : TESOL
Wong Malang yang satu ini merupakan traveler sejati dan jadi ornag yang paling bersemangat jika ada acara hang out alias jalan-jalan. Selain itu, Mbak ini juga berprofesi sebagai ibu guru bahasa Inggris dan akan lanjut kuliah jurusan pengajaran bahasa Inggris alias TESOL. Satu hal yang jelas adalah bahwa Mbak ini belum pernah sekalipun naik kendaraan umum jika pergi dari kosan ke tempat PB saking dekatnya, haha.
14. Normiati
Asal Daerah : Makassar, Sulawesi Selatan
Asal Universitas : Universitas Hasannudin
Universitas Tujuan : University of Leeds, UK
Jurusan : LLM International Law
Calon lawyer ini, walaupun tinggal di Makassar, sebenarnya lahir di Timika, Papua. Banyak yang bilang kalau Mbak ini galak dan jutek, padahal sebenarnya enggak dan bahkan cenderung easy going. Oh iya. Jangan dekat-dekat Mbak ini jika mau nobar film yang menegangkan seperti action, horror, maupun thriller. Kalau tidak, siap-siap untuk dilihat semua orang di dalam bioskop akibat kehebohan Mbak ini, haha.
15. Nining Tri Retno Sari
Asal Daerah : Blitar, Jawa Timur
Asal Universitas : Universitas Negeri Yogyakarta
Universitas Tujuan : Nanyang Technological University, Singapore
Jurusan : Early Childhood Education
Mbak ini merupakan salah satu calon penghasil generasi masa depan bangsa, lho. Beliau akan melanjutkan studi di negara tetangga dengan jurusan pendidikan anak usia dini. Cukup anti-mainstream karena di saat yang lain pergi ke negara barat, Mbak ini setia dnegan Asia Tenggara. First impression semua orang terhadap Mbak ini mungkin be like “Orangnya pendiam, ya.”. Namun, diam-diam, database-nya mengenai berbagai hal kekinian yang sedang hot di internet tidak diragukan lagi.
16. Dani Puspitasari
Asal Daerah : Demak, Jawa Tengah
Asal Universitas : Universitas Negeri Semarang
Universitas Tujuan : University of Bristol, UK
Jurusan : Accounting
Akhirnya sampai juga kepada si bungsu di angkatan PB ini. Kebungsuannya ini, ditambah dengan tingkah nyeleneh-nya selama di kelas, membuatnya menjadi sasaran empuk untuk pem-bully-an di kelas, haha. However, jika kita googling namanya, kita akan tercengang dengan fakta bahwa Mbak Dani ini merupakan lulusan terbaik dari Universitas Negeri Semarang. Gorgeous!
17. Nisa Sri Wahyuni
Asal Daerah : Jakarta Selatan
Asal Univesitas : Universitas Indonesia
Universitas Tujuan : Imperial College London, UK
Jurusan : Epidemiology
Ini dia anak Jaksel yang terkenal dengan “which is” dan “literally”-nya itu. Gaya bahasa Mbak ini memang tidak seperti itu, tetapi memang “Jakarta banget“, haha. Di balik itu semua, Mbak ini merupakan orang yang paling jitu dalam memberikan wejangan-wejangan relijius dan konstruktif. Mbak ini juga ternyata sudha pernah melalangbuana ke berbagai negara di dunia. Wow!
18. Kalimah Wasis Lestari
Asal Daerah : Blora, Jawa Tengah
Asal Universitas : Universitas Airlangga
Universitas Tujuan : University of Warwick, UK
Jurusan : Big Data, Politics, and Quantitative Method
Mbak ini merupakan satu-satunya orang yang saya kenal sebelum PB menyerang karena merupakan salah satu mate yang satu angkatan ketika PK. Jadi, jika ingin bernostalgia sejenak dengan PK, hanya Mbak ini lah tempat saya menyampaikan keluh kesah, haha. Oh iya, Mbak ini baru saja bertunangan, lho, dan walaupun LDR-an, mereka tetap lumayan sering bertemu dan nge-date bareng sampai-sampai semua orag tahu siapa couple-nya.
Oke. Begitulah artikel yang sangat panjang untuk hari ini. Tulisan ini didekiasikan khusus bagi semua orang yang terlibat di dalam salah satu sejarah hidup saya ini (PB) terutama my lovely classmates. Sampai jumpa di negara tujuan masing-masing, guys!
halo mas, mau nanya nih, kalo misal dapet conditional LoA karena kurang di bagian bahasa, itu karena tidak memasukkan IELTS sama sekali, nilai IELTSnya yg kurang dari persyaratan univ tujuan, atau karena nilai IELTS pas di batas standar minimal univ tujuan?
SukaSuka
Biasanya antara tidak submit IELTS atau submit IELTS yang nilainya kurang dari ketentuan. Kalau aps batas, bisa unconditional.
SukaSuka
Biasanya yang pertama atau kedua. Kalau ketiga, kan artinya sudah memenuhi syarat.
SukaSuka
selamat malam mas, saya mw tanya, apa memang bner2 bisa dan boleh untuk nambah durasi PB? dan klo memang bisa gmana prosedurnya?
SukaSuka
Bisa. Caranya dengan mengajukan hal tersebut ke LPDP. Tapi, setau saya, lembaga PB sebelumnya harus merekomendasikan bahwa kita layak lanjut PB lagi.
SukaSuka
semoga makin update terus…
SukaSuka
Aamiin.
SukaSuka